Milet

Peliang Bungkul Jewawut

Heliocheilus albipunctella

Serangga

5 mins to read

Ringkasan

  • Ulat memakan biji-bijian yang sedang tumbuh di kepala (bungkul) jewawut.
  • Pengguguran benih ditandai dengan lintasan spiral yang menyembul di permukaan malai.
  • Larva kekuningan terang, yang selanjutnya menjadi kemerahan atau berwarna merah muda ini biasanya menyebabkan pengurangan hasil.

Dapat juga ditemukan di

1 Tanaman

Milet

Gejala

Penambang kepala memiliki siklus hidup yang berkaitan erat dengan perkembangan tanaman jewawut. Setelah menetas, ulat memamah biak dan menyelesaikan perkembangan larvanya di dalam malai. Saat kepala benih berkembang, larva muda melubangi gumpalan jewawut dan memakan bunganya, sedangkan larva dewasa memotong tangkai bunga, sehingga menghalangi pembentukan biji-bijian atau menyebabkan butiran dewasa tumpah. Saat larva menggerogoti batang bunga dan bunga, mereka merusak bunga atau biji-bijian yang sedang berkembang, menyisakan pola spiral yang khas pada kepala jewawut.

Recommendations

Pengendalian hayati

Habrobracon hebetor adalah parasitoid alami dari penambang kepala dan telah berhasil disebarkan di lahan jewawut yang terserang di beberapa negara Afrika, dalam beberapa kasus bisa mematikan hingga 97% dan memberi peningkatan yang signifikan dalam hasil panen biji-bijian.

Pengendalian kimiawi

Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu berupa tindakan pencegahan bersama dengan perlakuan hayati jika tersedia. Tidak ada pengendalian kimia yang efektif terhadap H. albipunctella saat ini.

Apa penyebabnya?

Gejala-gejalanya disebabkan oleh penambang kepala jewawut, Heliocheilus albipunctella. Periode penyebaran ngengat dewasa bersamaan dengan puncak kemunculan malai dan pembungaan jewawut. Ngengat betina bertelur secara individu atau dalam kelompok kecil yang menumpang pada batang bunga, atau di dasar kuntum atau di tangkainya pada awal kemunculan kepala bunga. Setelah telur menetas, larva muda menggerogoti malai, dan larva yang lebih tua meninggalkan pola khas terowongan spiral. Larva dewasa berubah menjadi kemerahan atau merah muda dan jatuh di tanah, di mana ia memasuki tanah untuk menjadi kepompong. Mereka bertahan dalam tahap itu selama seluruh musim kemarau dan muncul hanya sebagai ngengat dewasa pada musim hujan berikutnya. Hama ini dinilai sebagai hama yang paling merusak malai jewawut mutiara di wilayah Sahel di Afrika Barat.


Tindakan Pencegahan

  • Pantau malai dan tanah secara teratur untuk mengetahui keberadaan larva.
  • Buang dan hancurkan malai dengan mengubur atau membakarnya jauh dari lahan.
  • Penundaan dua minggu penanaman varietas jewawut siklus pendek (75 hari hingga dewasa) dapat membantu mensinkronisasi periode penyebaran puncak dengan tahap rentan tanaman.
  • Pastikan pembajakan lahan yang dalam setelah panen untuk memaparkan larva dan kepompong.

Unduh Plantix