Boron Deficiency
Defisiensi
Gejalanya bervariasi, tergantung dari jenis tanaman dan kondisi pertumbuhan, namun umumnya terlihat pertama kali pada tanaman yang baru tumbuh. Tanda pertama umumnya berupa perubahan warna dan penebalan daun muda. Klorosis (penguningan) bisa terjadi seragam, atau tersebar pada intervena, berangsur memudar semakin jauh dari vena utama. Daun dan batang di dekat ujung tunas menjadi rapuh dan mudah patah ketika dibengkokkan. Daun dapat mengkerut (sedikit menonjol di daerah intervena) dan di ujung serta di tepian daun dapat melengkung ke bawah. Pada beberapa kasus, urat daun dapat terlihat menebal dan menonjol dan tangkai daun bisa melintir. Ruas mungkin memendek, menghasilkan kepadatan daun yang lebih besar di dekat puncak. Pada kasus yang lebih parah, kekurangan boron menyebabkan nekrosis pada titik pertumbuhan. Akar penyimpanan seringkali pendek dan berujung tumpul dan mungkin terbelah jika kekurangan boron terus berlanjut.
Pastikan Anda mendapatkan tanah yang sehat dengan kandungan bahan organik yang memadai dan kapasitas penyimpanan air yang baik dengan memberi pupuk kandang.
Pencegahan adalah kunci untuk menghindari kekurangan Boron dan unsur hara lain. Berikan pupuk atau semprotan yang mengandung senyawa boron ke tanah pada periode antar musim. Jumlah yang disarankan adalah 1 - 1,5 kg B/ha pada tanah berpasir yang bersifat asam, atau hingga 4 kg B/ha pada tanah yang bersifat liat dan basa. Pemupukan berlebihan dapat menyebabkan keracunan boron, sehingga yang paling baik adalah gunakan jumlah yang paling rendah, yang selanjutnya dapat dikurangi pada penanaman berikutnya. Daun pada banyak tanaman rusak karena pemberian boron secara langsung. Karena itu, jika ragu, berikan hanya pada tanah, sebagai contoh Borax (1,5 kg/liter air setiap 10 hari). Pemberian boron berkelanjutan mungkin diperlukan pada tanah yang rentan kekurangan, seperti tanah berpasir.
Kekurangan boron biasanya terjadi pada tanah dengan pH tinggi karena pada kondisi ini boron ada dalam bentuk kimiawi yang tidak dapat diserap tanaman. Tanah dengan kandungan bahan organik rendah (<1,5%) atau tanah berpasir (rentan terhadap kehilangan unsur hara) juga rentan mengalami kekurangan boron. Pemberian boron mungkin tidak akan memperbaiki kekurangan pada kasus-kasus tersebut karena boron tetap tidak dapat diserap tanaman. Gejala pada daun mungkin menyerupai gejala yang ditimbulkan patologis lain: tungau laba-laba, kekurangan seng atau kekurangan zat besi pada tahap ringan. Pada akar penyimpanan, tonjolan seperti melepuh dan keretakan juga dapat merupakan gejala dari nematoda akar simpul atau karena perubahan kelembaban tanah yang cepat. Kekurangan kalsium juga berakibat kematian pada ujung tunas dan akar, namun daun muda di bawah ujung tunas tidak menebal dan tidak terjadi penguningan intervena.