Diaphorina citri
Serangga
Kutu loncat jeruk mempengaruhi pohon dengan cara-cara yang berbeda, tergantung pada tahap pertumbuhan dan musimnya. Aktivitas memamah biak kutu dewasa dan nimfa dapat merusak dan melemahkan pertumbuhan baru, yaitu tunas, bunga, pucuk halus, dan buah-buah kecil. Madu berlimpah yang dihasilkan dari penggerogotan getah manis juga menghasilkan pertumbuhan jamur jelaga dan pengurangan aktivitas fotosintesis di daun. Akhirnya, pada kepadatan populasi yang tinggi, pemilinan dan pelengkungan daun muda disertai pengurangan panjang tunas sering menyebabkan efek sapu setan. Populasi yang besar menghambat pertumbuhan pohon muda dan menyebabkan pengurangan hasil yang signifikan. Kutu loncat ini dapat menjadi sangat merusak karena ia juga merupakan vektor utama patogen greening (penyebab daun menguning) pada jeruk.
Pemangsa dan parasitoid lebih cenderung memberikan kontrol berkelanjutan selama periode populasi kutu loncat rendah, misalnya selama cuaca panas dan kering. Tawon parasitnya termasuk Tamarixia radiata atau Psyllaephagus euphyllurae. Serangga pemangsanya termasuk kumbang bajak laut atau kumbang bunga, Anthocoris nemoralis, Chrysoperla carnea, dan kumbang betina Coccinella septempunctata. Sabun insektisida yang mengandung minyak nimba atau minyak hortikultura juga berfungsi untuk mengontrol populasinya tetapi harus disemprotkan sebelum nimfa mengeluarkan lilin pelindung.
Jika memungkinkan, selalu pertimbangkan pendekatan terpadu dengan tindakan-tindakan pencegahan bersamaan dengan perlakuan hayati. Penyemprotan insektisida yang mengandung dimetoat tepat waktu bisa efektif membasmi kutu loncat, tetapi hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Produk-produk ini harus disemprotkan sebelum kutu loncat mengeluarkan lilin pelindung yang memberi mereka resistensi. Perlu diingat bahwa penyemprotan yang berlebihan dengan mudah dapat menyebabkan kemunculan kembali kutu dan hama lainnya. Kulit kayu dapat diobati dengan pasta dimetoat (0,03%) untuk memusnahkan kutu loncat dewasa yang bermigrasi, bergerak menaiki dan menuruni pohon.
Gejala-gejalanya disebabkan oleh aktivitas memamah biak kutu loncat jeruk, Diaphorina citri. Kutu dewasa panjangnya 3 hingga 4 mm dengan kepala dan rongga dada hitam kecoklatan, perut berwarna coklat muda dan sayap membrannya berbintik-bintik. Mereka bertahan pada musim dingin di area terlindung pada batang atau pada daun dewasa. Usia rata-rata kutu dewasa tergantung pada suhu, optimalnya pada suhu 20-30 °C. Cuaca yang lebih dingin mendukung masa hidup yang lebih lama, sementara suhu yang panas memperpendek waktu hidup mereka. Betinanya dapat menetaskan hingga 800 telur berwarna oranye di pucuk dan tunas baru pada musim semi. Nimfanya berwujud pipih, umumnya berwarna kuning, dan mengeluarkan lapisan lilin putih yang melindunginya. Balutan lilin atau benang putih memperjelas perbedaannya dari kutu daun. Dibandingkan dengan kutu dewasa, nimfa hanya bergerak dalam jarak pendek jika terganggu. Kerusakan jaringan mengganggu kemampuan tanaman untuk mendistribusikan nutrisi ke seluruh bagian tanaman.