Deois flavopicta
Serangga
Baik nimfa maupun kepik dewasa merusak dan melemahkan tanaman dengan menghisapnya dan menyuntikkan racun yang menghalangi atau mencegah sirkulasi getah. Pada jagung, hanya kepik dewasa yang menyebabkan kerusakan dengan menyerang daun segera setelah kemunculannya, seringkali mematikan daun-daun itu. Tanaman yang berumur hingga sepuluh hari sangat sensitif, dan serangan tiga hingga empat serangga per tanaman selama tahap itu dapat menyebabkan klorosis dan layu daun hingga kematian. Tanaman yang lebih tua (17 hari atau lebih) mampu mentoleransi tingkat serangan sedang. Secara umum, tanaman ini pulih dengan baik ketika populasi kepik ludah bisa dikendalikan.
Waktu penetasan berkurang secara signifikan karena penurunan suhu malam hari dan kontak telur yang terlalu lama dengan suhu dingin. Penetasan awal ini dapat mengurangi populasi serangga ini.
Selalu pertimbangkan program pengendalian hama terpadu berupa tindakan pencegahan dan perlakuan hayati jika tersedia. Benih tanaman dapat diobati dengan insektisida sistematis untuk mencegah serangan Deois flavopicta.
Demerara froghopper, atau yang dikenal sebagai kepik ludah (Deois flavopicta) adalah serangga yang menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman, antara lain padi dan jagung. Betinanya bertelur di tanah, dekat dengan tanaman inang. Setelah menetas, nimfa mulai memamah biak secara berkelompok pada akar dan batang yang dekat dengan permukaan tanah. Mereka membentuk massa ludah, yang merupakan cairan putih berbusa yang dibentuk oleh masuknya gelembung udara ke dalam sekresi mereka sendiri. Massa ludah adalah bukti aktivitas memamah biak tanaman di titik itu. Kehadiran rumput yang rentan di dalam atau di sekitar lahan (spesies Bracharia atau Axonopus) dapat meningkatkan populasinya. Mereka tertarik pada tanaman ini dan memanfaatkannya sebagai tanaman inang alternatif untuk mendukung siklus hidup mereka.