Scirpophaga incertulas
Serangga
Kerusakan akibat gigitan di pangkal tanaman atau di sepanjang batang tengah menyebabkan anakan mati pada tahap vegetatif ('sundep') dan malai yang tidak terisi berwarna keputihan ('beluk') pada tahap reproduksi. Setelah menetas, larva masuk ke dalam pelepah daun dan memakan permukaan bagian dalam batang. Lubang kecil dan kotoran dapat diamati pada jaringan tanaman yang rusak. Larva dapat berpindah dari satu ruas ke ruas lainnya. Selama tahap vegetatif, kegiatan makan larva mungkin tidak menyebabkan gejala yang terlihat karena tanaman mengkompensasi kerusakan dengan memproduksi anakan tambahan. Tetapi, hal ini menghabiskan energi dan hasil panen akhir akan terpengaruh.
Perlakuan di antaranya pemberian produk yang mengandung bakteri dan jamur yang mempengaruhi larva (sebelum menembus batang). Ekstrak Mimba juga dapat digunakan untuk tujuan itu (15 ml / L air). Perangkap cahaya juga dapat diatur untuk menarik ngengat. Gunakan perangkap feromon atau perangkap massal mulai 15 hari setelah tanam (masing-masing @ 7 / hektar atau @ 20 / hektar). Ganti pada hari ke-25, ke-46, dan ke-57 setelah penanaman (transplantasi). Akhirnya, rencanakan lima hingga enam pelepasan parasitoid telur Trichogramma japonicum (100.000 / hektar) mulai dari 15 hari setelah penanaman. Predator dan parasitoid alami sangat banyak dan mencakup beberapa spesies semut, kumbang, belalang, lalat, tawon, nematoda, tungau, cocopet, burung, capung, capung jarum dan laba-laba.
Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu berupa tindakan pencegahan bersama dengan perlakuan hayati jika tersedia. Perlakuan kimiawi preventif meliputi perendaman akar bibit dalam klorpirifos 0,02% selama 12-14 jam sebelum tanam (untuk perlindungan selama 30 hari). Gunakan insektisida butiran barbasis fipronil 0,3G (25 kg / hektar), klorpirifos atau klorpirifos metil 10G (10 kg / hektar) atau klorantraniliprol @ 10kg / hektar. Semprotkan klorpirifos 20 EC atau (2000 ml / hketar) atau fipronil 5SC (800 ml / hektar) atau klorantraniliprol (0,3 ml / l) setelah ambang batas tercapai (25-30 ngengat jantan / perangkap / minggu)
Kerusakan ini disebabkan oleh larva penggerek batang kuning, Scirpophaga incertulas, hama padi rawa atau padi air dalam (deep-water rice). Larva ini ditemukan di tanaman atau tunggul di lingkungan berair yang tergenang terus menerus. Larva muda membungkus tubuh mereka ke sekitar bagian daun dan melepaskan diri dari tanaman, jatuh ke permukaan air. Mereka kemudian menempelkan diri ke pangkal tanaman baru dan menggerek batang. Lahan dengan nitrogen tinggi sangat mendukung serangan ini. Lahan yang ditanam terlambat pada musim tanam juga mendukung serangga, yang populasinya telah tumbuh di lahan yang telah ditanami sebelumnya. Sebagai perbandingan, hama ini dapat menyebabkan sekitar 20% kerugian hasil pada padi yang ditanam awal, dan 80% pada padi yang ditanam terlambat.