Jagung

Ulat Tongkol Jagung

Helicoverpa zea

Serangga

Ringkasan

  • Larva memakan rambut jagung dan kemudian menggali ke dalam tongkol.
  • Lubang tidak teratur dan garis panjang kotoran bekas penggalian terlihat di sekitar atau di sepanjang ujung tongkol.
  • Biasanya tidak lebih dari satu larva terlihat per tongkol.
  • Daunnya juga dapat terpengaruh, yang menciptakan lingkungan yang ideal bagi infeksi oleh penyakit lain.

Dapat juga ditemukan di

10 Tanaman

Jagung

Gejala

Ulat tongkol jagung lebih menyukai tahap berbuah inang tetapi juga bisa menyerang daun. Larva memakan rambut jagung dan kemudian menggali ke dalam tongkol, di mana mereka mulai memakan biji. Mereka dapat terlihat memamah biak di sekitar atau di bawah tongkol, meninggalkan jejak biji yang rusak dan menyisakan garis panjang kotoran bekas galian berwarna coklat. Mereka bersifat kanibal sehingga biasanya hanya ada satu per tongkol. Banyak lubang tidak beraturan muncul di ujung tongkol dan pada bilah daun yang sedang berkembang. Oleh karena mereka menggerogoti struktur bunga dan biji dan mengganggu penyerbukan dan pembentukan biji, hasil panen dapat sangat terpengaruh. Kerusakan yang dihasilkan menciptakan lingkungan yang ideal bagi infeksi oleh penyakit lain.

Rekomendasi

Pengendalian hayati

Tawon-tawon parasitoid Trichogramma dan Telenomus dapat membantu mengendalikan populasi hingga tingkat tertentu dengan menyerang telur Helicoverpa zea. Larva parasitoid juga dapat digunakan. Serangga menguntungkan lainnya, seperti sayap jala hijau, kumbang mata besar atau kepik adalah pemangsa telur dan larva kecil. Beberapa nematoda bermanfaat juga berfungsi ketika disuntikkan di ujung tongkol. Patogen jamur Nomuraea rileyi dan virus nuklir polihedrosis juga mengurangi populasi Helicoverpa zea. Pemberian insektisida hayati yang mengandung Bacillus Thuringiensis atau spinosad berfungsi dengan baik jika diberikan tepat pada waktunya. Minyak mineral atau minyak nimba yang diberikan ke rambut jagung di setiap tongkol juga dapat mencegah serangan ulat tongkol jagung.

Pengendalian kimiawi

Gunakan pendekatan terpadu berupa tindakan pencegahan bersama dengan pengendalian hayati bila tersedia. Di lahan, pengendalian kimiwawi jarang disarankan karena larva bersembunyi di dalam tongkol dan tidak terkena perlakuan. Insektisida yang mengandung piretroid, spinetoram, metomil, esfenvalerat atau klorpirifos dapat digunakan.

Apa penyebabnya?

Ulat tongkol jagung melewati musim dingin sebagai kepompong di tanah, pada kedalaman 5 hingga 10 cm. Ngengat dewasa yang kuat mulai muncul pada awal musim semi dan sebagian besar aktif pada sore dan malam hari, terutama jika suhu meningkat. Mereka memiliki sayap depan coklat muda, kadang-kadang dengan nuansa kuning langsat. Pita coklat tua bergelombang terlihat beberapa milimeter dari tepian. Sayap belakang berwarna putih abu-abu dan memiliki pita hitam lebar dengan tanda kekuningan di bagian tepinya. Betina meletakkan telur putih berbentuk kubah secara sendiri-sendiri pada rambut jagung atau dedaunan. Larva memiliki warna yang bervariasi (dari hijau pucat hingga kemerahan atau coklat), berbulu dan memiliki panjang sekitar 3,7 mm. Mereka memiliki kepala coklat atau oranye dan tubuhnya tertutup bercak-bercak hitam kecil yang hampir sama dengan duri yang hanya bisa terlihat dengan mikroskop. Saat mereka dewasa, dua garis kekuningan terbentuk di sayap mereka.


Tindakan Pencegahan

  • Tanam tanaman yang tahan penyakit atau toleran.
  • Tanam lebih awal untuk menghindari populasi puncak ngengat.
  • Pantau keberadaan ngengat dan tangkap secara massal dengan perangkap cahaya atau feromon.
  • Jaga penggunaan insektisida seminimal mungkin untuk menjaga populasi serangga yang bermanfaat.
  • Memasangkan tanaman dengan tanaman yang menarik ngengat mungkin dapat berhasil.
  • Kendalikan gulma di lahan dan sekitarnya.
  • Olah tanah di antara musim untuk memaparkan kepompong ke cuaca, burung dan pemangsa lainnya.

Unduh Plantix