Timun Jepang

Lalat Pengerek Daun

Agromyzidae

Serangga

Ringkasan

  • Terowongan seperti garis abu-abu di dedaunan.
  • Terowongan dibatasi oleh vena daun.
  • Daun bisa gugur sebelum waktunya.

Dapat juga ditemukan di

28 Tanaman
Apel
Buncis
Pare
Kubis
Lebih banyak

Timun Jepang

Gejala

Garis abu-abu pucat tidak teratur atau berkelok-kelok muncul pada kedua sisi bilah daun saat larva memamah biak. Liang-liang ini biasanya dibatasi oleh vena daun dan terisi material kotoran hitam yang terlihat sebagai jejak tipis di dalam liang. Seluruh daun dapat tertutupi oleh garis-garis ini. Daun yang rusak dapat gugur sebelum waktunya (defoliasi). Defoliasi dapat mengurangi hasil panen dan ukuran buah, dan membuat buah terbakar sinar matahari.

Rekomendasi

Pengendalian hayati

Serangan ringan hanya menyebabkan kerusakan tampilan dan tidak mempengaruhi produktivitas. Tawon parasit yang membunuh larva lalat pengerek daun dalam liang tersedia di pasaran. Kepik juga merupakan pemangsa lalat pengerek daun. Minyak nimba, Ekstrak Inti Biji Nimba (NSKE 5%), minyak nimba (15.000 ppm) setiap 5 ml/l air atau Spinosad mencegah lalat dewasa memamah biak dan bisa mengurangi telurnya, sehingga membatasi kerusakan. Produk-produk ini berdampak kecil pada musuh alami dan penyerbuk.

Pengendalian kimiawi

Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu dengan tindakan pencegahan bersama perlakuan hayati jika tersedia. Insektisida berspektrum luas dari keluarga organofosfat, karbamat, dan piretroid mencegah lalat dewasa bertelur, namun tidak membunuh larva. Selain itu, insektisida ini dapat menyebabkan berkurangnya musuh alami dan berkembangnya kekebalan pada lalat, yang dalam beberapa kasus dapat berakibat meningkatnya populasi lalat tersebut. Produk seperti abamektin, bifenthrin, metoksifenosida, klorantraniliprol atau spinetoram dapat digunakan secara bergantian untuk menghindari berkembangnya kekebalan.

Apa penyebabnya?

Gejala disebabkan oleh beberapa lalat yang termasuk famili Argomyzidae, dengan beberapa ribu spesies di seluruh dunia. Pada musim semi, lalat betina menusuk jaringan daun dan bertelur, biasanya di sepanjang tepian. Larvanya memamah biak di antara permukaan daun atas dan bawah. Mereka membuat terowongan putih besar yang berkelok-kelok dengan jejak material kotoran hitam yang tertinggal saat mereka memamah biak. Setelah dewasa, larva membuka lubang di bagian bawah daun dan jatuh ke tanah, lalu menjadi kepompong. Sisa tanaman di dekat inang adalah tempat alternatif untuk menjadi kepompong. Lalat pengerek daun tertarik dengan warna kuning.


Tindakan Pencegahan

  • Bibit tanaman harus bebas dari telur lalat pengerek daun.
  • Pilih varietas dengan daun melengkung yang tidak begitu rentan terhadap hama ini.
  • Hindari menanam inang alternatif berdampingan dengan lahan yang terinfeksi.
  • Amati lahan apakah ada tanda-tanda serangga ini pada daun.
  • Gunakan perangkap kuning berperekat atau wadah kuning berisi air untuk menangkap lalat.
  • Petik dan musnahkan daun yang terserang atau tanaman yang terinfeksi parah.
  • Tanam tanaman berbunga sebagai pagar untuk mencegah migrasi lalat.
  • Hilangkan gulma dan tanaman yang tumbuh liar di lahan dan sekitarnya karena tercecer pada saat panen.
  • Pasang mulsa di sekitar tanaman untuk mencegah lalat berkembang biak di tanah.
  • Jangan gunakan insektisida berspektrum luas yang dapat mempengaruhi musuh alaminya.
  • Bajak tanah dalam-dalam agar lalat pengerek daun terpapar ke pemangsa alaminya.
  • Sebagai alternatif, bakar sisa-sisa tanaman yang terinfeksi setelah panen.
  • Rotasikan tanaman dengan yang tidak rentan.

Unduh Plantix