Aphis
Serangga
Dalam jumlah sedikit atau sedang umumnya tidak berbahaya bagi tanaman. Kerumunan kutu dalam jumlah banyak dapat menyebabkan daun dan pucuk mengerut, layu atau kuning dan pertumbuhan tanaman terhambat. Secara umum, penurunan daya tahan tanaman juga perlu diperhatikan. Madu yang dihasilkan kutu daun saat mereka memakan jaringan tanaman menyebabkan infeksi tambahan dengan jamur oportunistik di beberapa kasus. Madu memikat semut-semut. Bahkan kutu daun dalam jumlah kecil dapat menularkan virus dari satu tanaman ke tanaman lain secara terus-menerus. Kondisi optimal bagi pertumbuhannya adalah pada iklim yang kering dan hangat.
Serangga-serangga menguntungkan seperti kepik (kumbang kecil), sayap jala, kumbang tentara dan tawon parasitoid adalah mitra penting untuk mengendalikan populasi kutu daun. Musuh-musuh alami ini akan mengendalikan serangga penghisap tersebut dalam beberapa kondisi lahan. Dalam kasus jumlah kerumunan kutu yang sedikit, gunakan sedikit saja larutan sabun insektisida ringan atau larutan yang mengandung minyak nabati. Kutu daun juga sangat rentan terhadap penyakit jamur pada saat lembab. Sedikit semprotan air pada tanaman yang terserang juga dapat menghilangkannya.
Jika memungkinkan, selalu pertimbangkan pendekatan terintegrasi dengan tindakan-tindakan pencegahan bersamaan dengan perawatan biologis. Pemberian flonicamid dan air pada batang dengan perbandingan @ 1:20 pada 30, 45, 60 hari setelah tanam (HST) boleh direncanakan. Fipronil 2 ml atau thiamethoxam @ 0,2 g atau flonicamid @ 0,3 g atau acetamiprid @ 0,2 g (per liter air) juga dapat digunakan.
Kutu daun adalah serangga kecil yang lunak dengan kaki-kaki dan antena panjang. Ukurannya berkisar 0,5 hingga 2 mm dan tubuhnya bisa berwarna kuning, cokelat, merah atau hitam, bergantung spesies. Wujudnya bervariasi dari varietas tanpa sayap, yang dominan secara umum, hingga jenis bersayap, berkilauan atau berbulu. Mereka biasanya hidup dan makan secara berkelompok di bagian bawah daun muda yang gemuk dan pucuk tunas. Mereka menggunakan bagian mulutnya yang panjang untuk menembus jaringan tanaman yang lunak dan menghisap cairan. Dalam jumlah kecil hingga sedang tidak akan merusak tanaman. Setelah serbuan awal pada akhir musim semi atau awal musim panas, populasi kutu daun biasanya berkurang secara alami karena ada musuh-musuh alamiah. Beberapa spesiesnya membawa virus-virus tanaman yang dapat menyebabkan perkembangan penyakit lain.