Tetranychidae
Tungau
Tungau laba-laba yang memamah biak menyebabkan terbentuknya bintik-bintik putih hingga kuning di permukaan atas daun. Telurnya menempel di bagian bawah daun. Tungau laba-laba sendiri berada di situ, bersarang di dalam kepompong yang berupa anyaman. Ketika serangan bertambah hebat, daun nampak berwarna perunggu atau keperakan pada awalnya dan selanjutnya menjadi rapuh, sobek di antara pembuluh daun, dan akhirnya gugur. Tungau memutar jaring-jaringnya sehingga dapat menutupi permukaan tanaman. Pucuk tunas bisa menjadi gundul dan tunas tumbuh menyamping. Dalam kasus kerusakan yang berat, kuantitas dan kualitas buah menurun.
Dalam kasus serangan yang ringan, cukup bersihkan tungau dan buang daun yang terserang. Siapkan bahan olahan yang terdiri dari biji rapa, selasih, kedelai dan minyak nimba untuk menyemprot daun secara menyeluruh dan mengurangi populasi T. urticae. Coba juga teh bawang putih, bubur jelatang atau larutan sabun insektisida untuk mengendalikan populasinya. Di ladang, manfaatkan pengendali biologis inang tertentu dengan tungau pemangsanya (misalnya Phytoseiulus persimilis) atau pestisida biologis Bacillus thuringiensis. Perawatan berupa penyemprotan kedua perlu dilakukan 2 hingga 3 hari setelah perawatan awal.
Jika memungkinan, selalu pertimbangkan pendekatan terpadu berupa langkah-langkah pencegahan bersamaan dengan perlakuan hayati. Tungau laba-laba sangat sulit dikendalikan dengan akarisida karena sebagian besar populasinya mengembangkan kekebalan terhadap bahan-bahan kimia yang berbeda setelah beberapa tahun digunakan. Hati-hati dalam memilih agensia pengendalian kimiawi agar tidak mengganggu populasi pemangsanya. Fungisida berbasis belerang/sulfur yang dapat dilarutkan (3 g/l), spiromesifen (1 ml/l), dicofol (5 ml/l) atau abamektin dapat digunakan sebagai contoh (diencerkan dengan air). Perawatan berupa penyemprotan kedua perlu dilakukan 2 hingga 3 hari setelah perawatan awal.
Kerusakan disebabkan oleh tungau laba-laba dari genus Tetranychus, terutama T. urticae dan T. cinnabarinus. Betina dewasa memiliki panjang 0,6 mm, berwarna hijau pucat dengan dua bercak lebih gelap di tubuhnya yang oval dan rambutnya panjang di belakang. Pada musim dingin, betinanya berwarna kemerahan. Pada musim semi, betina bertelur bulat-bulat dan transparan di bagian bawah daun. Nimfa berwarna hijau pucat dengan tanda lebih gelap di sisi punggungnya. Tungau melindungi diri dalam kepompong di bagian bawah bilah daun. Tungau laba-laba tumbuh subur pada iklim kering dan panas dan akan berkembang biak hingga 7 generasi dalam satu tahun dalam kondisi ini. Ada berbagai macam inang alternatif, termasuk gulma.