Diplocarpon mali
Jamur
Pada akhir musim panas, bintik-bintik gelap (5-10 mm) mulai muncul di permukaan atas daun dewasa. Gejalanya selalu terlihat setelah hujan pada musim semi dan awal musim panas. Daun tanaman apel yang lebih tua lebih rentan terhadap bercak tersebut daripada yang lebih muda. Bintik-bintiknya biasanya berwarna cokelat keabu-abuan dengan semburat ungu di ujungnya. Gejala penyakit ini muncul berupa bercak-bercak melingkar berwarna hijau tua pada permukaan atas daun yang menjelma menjadi bercak daun berwarna cokelat berdiameter 5-10 mm dan pada akhirnya akan menjadi cokelat tua. Saat dewasa, bercak ini juga berkembang di permukaan bawah daun. Jamur juga menyerang buah dengan menimbulkan bintik-bintik cokelat tua melingkar dengan berbagai ukuran (diameter 3-5 mm) pada kultivar komersial. Tubuh buah aseksual kecil sering terlihat di permukaannya. Ketika lesi terbentuk lebih banyak, mereka menyatu, sementara bagian sekitarnya menjadi kuning. Serangan parah seperti ini mengakibatkan perontokan daun. Jamur ini juga dapat menginfeksi buah, meskipun tidak terlalu umum.
Berikan 10-12 semprotan per tahun untuk setiap produk lempung asam Mikosin, atau Funguran (tembaga hidroksida), Kuratio (kapur belerang), atau belerang. Selain itu, memberikan urea ke daun pada musim dingin semestinya bisa mengurangi tingkat inokulum primer.
Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu dengan tindakan pencegahan menggunakan perlakuan hayati jika tersedia. Penggunaan fungisida lebih bermanfaat sebagai tindakan pencegahan daripada melakukan pengobatan. Gunakan fungisida dengan bahan aktif seperti mankozeb, dodin dan trifloksistrobin, yang bisa menurunkan secara signifikan kemunculan penyakit ini. Tembaga-oksiklorida dapat diberikan setelah panen. Gunakan fungisida dalam kombinasi dodin + heksakonazol, zineb + heksakonazol, mankozeb + piraklostrobin untuk pengendalian yang efektif dan menurunkan kemungkinan resistensi hama. Semprotan pelindung Mankozeb (0,3%), tembaga oksiklorida (0,3%), Zineb (0,3%), dan HM 34.25SL (0,25%), Dodin (0,075%) dan Ditianon (0,05%) memberikan pengendalian penyakit yang lengkap di lahan.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Diplocarpon mali. Gejala serangan jamur ini tampak jelas setelah kurang lebih 40 hari. Infeksi primer biasanya dimulai oleh askospora yang diproduksi pada daun yang terlalu dingin. Hujan biasanya dimanfaatkan untuk pelepasan spora. Kondisi yang memperburuk infeksi berada pada kisaran suhu 23,5°C dan curah hujan 20 mm. Suhu harian 25 °C dan curah hujan 20 mm turut mendukung perkembangannya. Penyakit ini disokong pula oleh curah hujan tinggi dan suhu sedang antara 20-22°C selama tahap perkembangan buah Apel.