Alternaria padwickii
Jamur
Gejala muncul pada daun dan biji yang masak. Lesi gelap kecil terjadi pada akar atau daun-daun awal. Bagian dari bibit di atas lesi rusak dan mungkin mati. Bintik-bintik melingkar hingga oval (diameter 3-10 mm) dengan tepian cokelat tua muncul di daun. Bintik-bintik yang lebih besar ini menunjukkan banyak bintik cokelat muda atau putih di tengahnya. Biji bisa mengerut dan menjadi rapuh. Biji yang terinfeksi biasanya berwarna gelap, berkapur, rapuh, mengerut dan kelangsungan hidupnya berkurang. Pada kelobot, bintik-bintik cokelat kemerahan muncul. Biji-biji bisa mengerut dan menjadi rapuh.
Lakukan perawatan benih dengan Tiram, Kaptan atau Mankozeb pada 2 g/kg. Perlakukan benih dengan air panas 54°C selama 15 menit untuk hasil terbaik pada perkecambahan dan desinfeksi. Bakar tunggul dan jerami di lahan. Berikan formulasi bakteri rizosfer padi yang disebut pseudomonas flourescens, dalam bedak bubuk dengan takaran 5 dan 10 per kg.
Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu dengan tindakan pencegahan bersama dengan pengendalian hayati jika tersedia. Gunakan semprotan fungisida Klorotalonil, Mankozeb, Karboksin, Polioksin dan Iprobenfos untuk mengontrol perubahan warna biji-bijian.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur bawaan benih T. Padwickii, jamur yang bereproduksi secara aseksual yang menginfeksi benih padi. Jamur ini bertanggung jawab atas perubahan warna biji, busuk biji dan hawar bibit. Kejadiannya telah tercatat terutama di daerah tropis. Kelembapan dan suhu tinggi kondusif untuk pertumbuhan jamur ini. Jamur ini dapat bertahan hidup sebagai sklerotium di sisa-sisa tanaman dan tanah.